CORETAN KU

Saturday, 8 November 2014

CORETAN KU


Ini adalah tulisan pertamaku, menulis bukanlah hobi bagiku melaikan suatu keinginan, keinginan yang masih belum tercapai. Pertama kali ini jadi penulis setelah membaca novel karangan Andrea Hirata yaitu Laskar Pelangi, Sang Pemimpi, Edensor, Maryamah Karpov, Padang Bulan dan Cinta di Dalam Gelas. Berulang-ulang kali ku telah membacanya tapi masih tetap seru untuk terus di baca walau ceritanya sudah tau. Kata-kata nya membuatku terhanyut , indah dan sangat indah.


Study ku bukanlah bagian satra, jurnalistik, atau guru bahasa melainkan hanya seorang perawat. Terkadang kepikiran juga apakah sudah cocok sarjana yang kuperoleh ini dengan keinginan dan kesukaan ku yang banyak macamnya,? dan tidak satupun yang berhubungan dengan sarjana ku. Kegemaranku diantaranya mengotak-atik computer, aplikasi, jaringan, bertani dan berkebun. Dua bagian diatas yaitu computer dan bertani sudah bisa dikatakan sudah ku kuasai, walau tidak semua komponen dan belum katakana ahli, tapi saya peroleh ilmu nya tanpa mangikuti les atau pelatihan, seperti computer saya dapat mengoperasikannya karena sering menggunakannya dan didukung oleh rasa penasaran dan ingin tau dan di permudah oleh Mbah Google yang setiap saat menemani ku ketika ku tidak tau lagi caranya. Rata-rata ilmu yang kupelajari selain kuliah kudapat melalui internet, seperti cara mengaplikasikan aplikasi desain grafis menggunakan corel draw yang tengah ku dalami saat ini, begitu juga dengan bertani syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi agar hasil panen sesuai target. Gara-gara kegemaranku yang berbeda dengan kuliahku kawan perrnah berkata seperti ini, “kamu kuliah bagian pa sih.?”  “kuliah perawat mau suksesnya jadi petani “, “ rugi lah kalau sudah kuliah tidak sukses di bagiannya”, tapi menurutku lain lagi, kuliah itu tidak menuntut kita untuk sukses di bagiannya, tapi dengan kuluiah itu pintu-pintu kesuksesan lainnya dapat terbuka, dan kita lah yang memilih haru sukses di bagian apa.? dan yang terpenting adalah hasil akhirnya.


Membahas hobi, berbeda lagi dengan dengan kegemaran yang diatas, hobi ku bermain bola, hobi dari masih kecil, beberapa tarkam (turnamen antar Kampung) pernah kuikuti bebrapa diantaranya juara. Teringat dulu ketika SD pernah di tanya oleh guru setelah sekolah ingin jadi apa? Karena saya hobi main sepak bola dengan sigap saya jawab, jadi guru olah raga. Aneh rasanya, biasanya anak-anak yang lainnya bila hobi olah raga pasti cita-citanya jadi atlit. Itulah diriku yang berbeda dengan anak lainnya dan memiliki cita-cita yang berbeda. Tetapi setelah selesai sekolah SMA, ku mengubah cita-cita itu dan kesebut dengan tujuan. Ada bebrapa tujuan yang telah kutulis, tapi buka disini.


Bermodalkan rasa penasaran dan keinginan inilah ku mencoba untuk menulis bahkan menjadi penulis. Terkadang benar beberapa artikel dan postingan beberapa blog yang ku baca. Menjadi penulis bukanlah hal yang mudah, bukan hal yang dapat dipatok waktu untuk menggapai suksesnya. Menulis itu butuh bakat, kreatif, kaya kosa kata dan pandai merangkainya.  Inilah yang jadi kendala bagiku, sudah tak memiliki ilmu dasar tuk menulis, miskin kata-kata lagi, tetapi ada kata selanjutnya yang buat ku tersenyum gembira, “menulis tidak hanya dari bakat saja, latihan terus menerus dan rutin akan membuat kita bisa menggapainya”. Itulah yang membuatku termotivasi dan ingin terus mencoba. Aku berpikir seperti ini, andrea hirata saja yang tukang pos, pegawai Telkom dan sarjana ekonomi bisa menulis dengan sangat ahli dan indah, kenapa saya tidak.?


Keinginan ku menjadi penulis agar dapat menceritakan pada dunia tentang daerah-daerah ku yang selama ini masih tertinggal dan terabaikan. Beberapa bulan yang lalu, ketika keinginan ku untuk menulisa terbangun lagi dari tidur nya, ku coba menanyakan sesuatu pada pengarang buku yang ada di daerah ku, dia tidak mengenalku, tapi aku tau dia pandai dan bisa menulis kerena bukunya sudah pernah ku baca dan berkenalan dengannya hanya melalui facebook. Pertanyaan nya seperti ini “ bang, apa mungkin seseorang yang belum sedikitpun mendapatkan ilmu menulis atau jurnalis dapat menulis dengan baik.?”. beberapa hari saya menunggu jawabannya, tapi tidak dibalasnya. Esoknya saya melihat lagi pesan yang saya kirim melalui facebook sudah terkirim dan ada tanda contrengan, berarti sudah dibuka dan dibaca. Melihat pesan seperti itu sudah dibaca tapi tidak di balas sakitnya tu di sini… he he he he….


Mulai dari sekarang komitmen untuk menulis dan belajar sudah ku bubuhkan di dalam hati dan tekat, walau miskin kata-kata dan tidak kreatif yang terpenting aku harus tetap menulis dan belajar, karena “belajar dan menuntut ilmu adalah jalan menuju surga”, itu kata dosen ku. Setelah kita mencoba jangan lupa dekatkan diri denga Allah, karena ada bagian dalam kehidupan kita yang tak bisa kita pisahkan dengan Allah, karena DIA lah Sang Pencipta. Sekeras apapun kita berusaha bila tanpa Kehendaknya hanyalah sia-sia.
Sekian....

0 comments :

Post a Comment